Dec 24, 2014

Recycle and repurposed used books



Selamat malam.

Hari ini saya akan bercerita tentang buku-buku bekas yang saya daur ulang menjadi jurnal atau buku sketsa selama beberapa tahun terakhir ini. Idenya sendiri saya temukan di internet sudah lama, tapi kemudian waktu saya coba membuatnya, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan terus membuatnya sampai hari ini.


Biasanya buku yang saya daur ulang adalah buku-buku bekas hard cover yang masih bagus kondisi tulang bukunya, karena di bagian itulah nantinya kertasnya akan direkatkan kembali setelah diganti. Selain itu saya akan merasa sangat senang bila di dalam buku bekas tersebut ada ilustrasi atau gambar-gambar yang menarik, baik berwarna maupun hitam putih. Sehingga bagian yang akan saya ganti kertasnya adalah kertas-kertas yang bertulisan saja nantinya. 


Awalnya dulu saya menggunakan kertas HVS putih biasa untuk mengisi ulang halaman-halaman kertas dalam buku yang saya daur ulang, namun sekarang saya menggunakan kertas buku 90 gram warna cream agar makin pas dengan nuansa buku bekasnya. Kertasnya polos tak bergaris sehingga bisa untuk menulis sekaligus menggambar diatasnya. 


Karena beberapa teman yang menjadi pelanggan untuk buku-buku ini menggunakannya untuk doodle atau menggambar dengan marker dan cat air sekaligus, mereka merasa kertas ini cukup memadai. Untuk kolase juga tentunya. Walaupun saya baru menggunakan beberapa halaman saja untuk menyicil buku kolase saya sendiri.

 
Saya sangat menikmati proses pembuatan buku-buku daur ulang ini dari berburu buku bekasnya, membeli kertas, memotret, hingga menceritakannya kepada para calon pembeli saya. Dan walaupun pernah ada teman yang bertanya apakah saya tidak sayang dengan isi buku yang sudah saya lepas dari sampulnya, saya berusaha untuk memilih buku yang memang sudah tidak terlalu layak dibaca lagi atau menggunakan bahasa asing di luar bahasa Indonesia dan Inggris.


Namun tentu saja saya pernah beberapa kali membeli buku bekas yang kemudian saya malah simpan untuk dibaca atau pajang saja karena isi dan gambarnya serta kondisinya masih bagus sekali. Dan tumpukan isi buku-buku yang sudah dilepas dari tulang dan sampul aslinya tersebut adalah bahan kolase dan decoupage yang sempurna. Jadi, tidak heran kan kalau saya rajin sekali ke toko buku bekas kalau bepergian kemana-mana?

Selamat tidur,

Ika

Dec 20, 2014

The object of my affection

 

Selamat malam.
Setelah lima bulan tidak menulis disini, saya kembali dengan cerita tentang taman kecil di bawah jendela kosan saya.
Taman yang dibuatkan oleh kekasih saya menggunakan sebilah papan kayu sisa dan disangga oleh dua siku besi berwarna putih. Sesederhana itu.

Dengan menggunakan dua nampan dan satu teko enamel bekas, mulailah saya mengisi taman saya dengan lima pot kaktus diatas ini. Namun kemudian saya ingat koleksi mug enamel bekas yang mulai menumpuk dan beberapa yang tidak digunakan sama sekali. Tapi juga tidak mau dijual, apalagi dikasi orang karena kadung sayang. Haha! 


Jadilah mug-mug enamel tersebut saya gunakan sebagai wadah pot-pot kaktus dan tanaman lainnya di taman saya. Selain mug dan teko, juga ada kaleng enamel bekas permen yang saya gunakan di taman kecil saya ini.


Setiap pagi saat saya membuka jendela, merekalah yang pertama kali saya pandangi. Saya senang sekali setiap kali melihat ada yang semakin tinggi, berbunga atau bahkan bertunas baru. Juga langsung sedih kalau mendapati ada yang layu, kering atau membusuk karena salah siram. Sekarang saya sudah masukkan jadwal siram tanaman seminggu sekali di dalam agenda saya, setiap hari Minggu.

 
Hari ini jumlah tanaman saya sudah lebih dari dua puluh pot yang sebagian besar adalah kaktus dari berbagai jenis dan ukuran. Berkat kekasih saya yang terampil dan pandai menata mereka, kami akhirnya juga bisa menggunakan area di bawah jendela kamar untuk meletakkan beberapa wadah-wadah pot yang lebih besar. Senangnya!

Tentunya saya masih berusaha keras mempelajari tanaman-tanaman di dalam taman saya dengan lebih baik setiap hari. Memastikan mereka mendapat cukup  matahari, mengeluarkan pot-pot yang sudah lama berada di dalam (Iya, akhirnya saya pun menempatkan beberapa pot di dalam karena di bawah jendela sudah tidak ada tempat lagi. Hihihi!), menukar wadahnya bila diperlukan, termasuk membeli pot baru yang lucu-lucu.


Sekarang saya mengerti senangnya mengurus tanaman dan punya taman sendiri. Karena dari dulu walaupun saya tahu jenis-jenis tanaman kesukaan saya, juga selalu senang melihat tempat tinggal dengan banyak tanaman berserakan di dalamnya, namun baru sekarang saya merasakannya sendiri. 

Seperti kebiasaan saya dengan hal-hal baru lainnya, saya cenderung akan membawanya menjadi berlebihan lalu lupa diri. Buruk sekali. Seperti hari ini saja, kekasih saya sudah mengingatkan untuk berhenti dulu untuk terus membeli tanaman baru karena mudah matinya beberapa dari mereka ternyata. 

Begitulah cerita tentang The Object Of My Affection malam ini.

Ika 

Aug 2, 2014

Saya dan lokakarya

Selamat malam,
Di bulan Agustus ini saya akan membuat
dua buah lokakarya kriya bersama
Kitty Manu yang bisa dilihat
jadwalnya di thumbnail yang ada
di kanan postingan blog saya ini. 

Saya lebih menyukai membuat
lokakarya untuk remaja dan dewasa
karena saya menyukai bentuk komunikasi
dan timbal balik yang saya dapatkan
dari peserta remaja dan dewasa. 
Hal ini tentunya saya simpulkan
setelah saya mengajar beberapa
lokakarya untuk anak-anak juga
sebelumnya. 

Dan mulai bulan ini saya akan
membuat beberapa lokakarya berkala
juga di tempat saya sendiri,
Halo Radio. 

Tunggu info selanjutnya ya!

Ika

Jul 25, 2014

Saya dan kriya


Selamat sore,
Pengalaman saya pertama kali
membuat kriya diluar dari
tugas sekolah, adalah
waktu trend banyak orang
membuat jepitan rambut dari 
pita. Waktu itu usia
saya sekitar dua belas
tahunan kalau tidak
salah.

Saya tidak ingat bagaimana proses
saya belajar membuatnya.
Saya hanya ingat senangnya
ke toko pita sepulang sekolah
dan berjam-jam memilih
pita yang ada disana.

Setiap pita saya kemas dalam
plastik-plastik kecil.
Saya menjualnya hanya
ke tetangga, teman ataupun
teman ibu dan tante-tante saya.
Tidak lama trend ini usai dan
usaha kriya saya pun tutup.

Hari ini saya menyadari
kalau kriya yang saya buat
cenderung berwarna-warni,
buatan tangan (karena untuk
menjahit mesin saya tidak bisa, 
sehingga mesti ke penjahit),
menggunakan bahan baku kain
atau kertas, baik daur ulang
maupun barang baru.

Dan mulai bulan depan saya
akan membuat lokakarya
berkala tentang membuat
beberapa kriya saya ini.

Ika

Saya dan dia


Selamat sore,
Saya selalu saja gagal untuk menulis secara
berkala disini. Padahal sejak terakhir kali
menulis, banyak sekali yang terjadi.
Pekerjaan paruh waktu baru, ulang tahun,
perjalanan nyekar yang menyenangkan
bersama keluarga, jatuh sakit dan mesti opname
untuk pertama kalinya dan tentunya 
Pemilu yang baru
saja usai. 

Diantara semua kejadian tadi ada satu orang
yang menjalaninya bersama saya dengan
penuh kesabaran, suka cita juga menyebalkannya
tentu saja. Hahaha!

Orang yang selama ini walaupun memang
dekat dengan saya karena kita selalu
terlihat melakukan banyak hal
bersama, juga pergi kemana-mana
bersama walau beda kota,
tapi tidak ada yang berpikiran
kita akan menjadi kekasih suatu hari nanti.

Orang yang bersama saya membuat
tempat tinggal kami di Jakarta
menjadi tempat tinggal yang
semula saya pikir tidak hari ini
saya akan bisa memilikinya. 

Untuk semuanya itu saya ingin
berterimakasih padanya, 
untuk menjadi dirinya,
untuk kebersamaan yang
kita rayakan setiap hari.

Ika

May 18, 2014

Halo Radio

Selamat sore, 

Namanya Halo Radio.

Ruang kecil untuk jual beli, berbagi dan unjuk gigi. Letaknya tepat di sebelah kamar tidur sekaligus meja kerja saya. Waktu pertama kali melihat ruangan ini saya dan kekasih saya langsung terpukau dengan ukurannya, selain jendela-jendel besar yang menghadap ke sebuah kuburan tua di seberang jalan. Karena waktu saya mesti pindah dari tempat sebelumnya, saya memang berencana untuk mencari tempat tinggal yang bisa sekaligus untuk studio kerja dan kumpul bersama teman-teman. Jadi, pas sekali!

Untungnya kami masih memiliki waktu sebulan untuk mempersiapkan tempat baru ini sebelum pindah, sehingga pelan-pelan kami mulai mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan kemampuan, waktu dan dana yang ada. Salah satu hal yang paling membedakan dengan tempat tinggal saya sebelumnya adalah saya benar-benar merasa tinggal di dalam sebuah rumah tua yang lengkap dengan ruang makan, lemari pendingin, kamar mandi bersama serta kucing-kucing yang nakal; di tempat baru ini saya menempati sebuah kamar yang sudah dilengkapi dengan kamar mandi dalam, tempat tidur besar, meja kerja, dan lemari pakaian plus televisi. Ada dua anjing Beagle di pelatarannya yang selalu dikurung. Oh betapa jauh bedanya!

Benda pertama yang kami beli adalah meja tengah yang nantinya menjadi ruang Halo Radio. Kemudian kursi-kursi bekas untuk duduk yang masih kurang banyak, plus dua kursi untuk nonton televisi permintaan kekasih saya. Di saat yang sama kita juga membuat sebuah lemari pajang untuk buku-buku yang tidak sengaja kita lihat waktu sedang membeli kursi-kursi bekas. Konsepnya adalah menggabungkan sebuah meja telpon bekas dengan memberi undakan kayu diatasnya untuk tempat memajang buku-buku bekas dan jurnal daur ulang yang akan kami jual nanti. Sebelumnya kami berusaha memaksimalisasi perabot yang diberikan oleh pemilik rumah, namun karena ukuran dan modelnya tidak pas dengan keinginan kami, akhirnya kami lebih banyak menggunakan perabot kami sendiri juga. Tidak apa, karena memang kami lebih senang seperti ini.

Hari ini Halo Radio masih jauh dari beres karena kami masih belum juga selesai memilah barang, menyimpannya dengan baik dan rapih serta masih mencari tempat pajang dan penyimpanan yang pas ukuran dan harganya. Tentunya kami mencari yang bekas saja karena selanjutnya akan kami modifikasi sendiri, tapi tahukah Anda betapa mahalnya lemari kayu jati bekas sekarang?

Sekian dulu cerita tentang Halo Radio hari ini. Tunggu kabar dan foto-foto selanjutnya ya!

Ika

May 12, 2014

It's Over Packages - Sebuah Upaya Meringankan Beban

Selamat siang,

Saya kemarin sempat berjanji untuk
memperlihatkan upaya-upaya saya
untuk meringankan beban tumpukan
barang yang menggunung di
tempat tinggal saya kan?

Nah, ini salah satunya. 
It's Over Packages.
Paket-paket barang-barang
baru, bekas dan daur ulang
yang saya dan kekasih saya
buat dan menjualnya di
Instagram Januari lalu.

Kami sangat menikmati proses
memotretnya yang menghabiskan
akhir pekan kami dan ternyata
jauh lebih lama memotretnya
daripada menjualnya! Haha!

Sekarang semua paket ini sudah 
habis terjual dan tentunya
kami berterimakasih kasih
sekali kepada semua
teman-teman yang sudah
membantu meringankan beban
kebiasaan menumpuk barang
kami ini. 

Sampai jumpa di paket
It's Over berikutnya ya!

Ika.

Apr 25, 2014

Pasar Loak Edisi Mainan dan Boneka


 Selamat malam,

Saya suka ke pasar loak,
tapi mainan tidak pernah
menjadi salah satu obyek
buruan saya kalau kesana.
Walaupun memang saya
memiliki beberapa mainan
kaleng bekas berbentuk
binatang.

Tapi lain halnya dengan boneka,
karena saya sudah sejak lama
mengkoleksi boneka dan
saya cenderung memilih
boneka-boneka buatan
tangan yang terbuat dari kain, 
benang dan kancing. 

Semakin aneh bentuknya,
semakin saya suka. 
Kalau Anda, lebih memilih
mainan atau boneka bekas
kalau ke pasar loak?

Ika.

Apr 21, 2014

Reimagining Rocket Rain

Selamat sore,

Saat ini saya sedang ikut sebuah pameran berjudul Reimagining
Rocket Rain di D Gallery sampai 27 April nanti. Konsep pameran
ini menarik karena setiap karya dibuat dari materi film Rocket Rain
yang merupakan karya film Anggun Priambodo. Anggun sendiri
adalah salah satu seniman yang ikut berpameran bersama saya
selain Ari Satria Darma, Mahardika Yudha, Mehdi Amrullah,
Noran Bakrie dan Uji “Hahan” Handoko dari Yogyakarta.

Walaupun dari awal saya sudah tahu kalau bentuk karya saya
adalah sebuah buku, namun baru beberapa minggu menjelang
pembukaan saya baru menemukan bagaimana cara saya untuk
membuat buku tersebut dengan tehnik kolase. Sehinga akhirnya
saya putuskan kalau konsep pameran saya adalah sebuah ruang
kerja dimana saya membuat buku tersebut yang akan saya selesaikan
di hari penutupan pameran.

Untuk bukunya sendiri saya menggunakan salah satu buku
daur ulang yang saya biasa dengan ukuran dan jumlah halaman
aslinya 105 halaman. Sedangkan untuk tambahan materi gambarnya
saya banyak mengambil dari majalah Reader’s Digest bekas dari
tahun 1970 sampai 1990-an. Ingin melihat langsung buku dan juga
karya seniman lainnya di pameran ini?

Reimagining Rocket Rain
D Gallerie
Jl.Barito I No.3
Jakarta Selatan

Ditunggu ya!

Ika

Mar 17, 2014

me and art: merchandising


Selamat siang,

Ini adalah beberapa merchandising yang saya buat dari kolase-kolase saya.
Karena saya belum menemukan padanan kata yang tepat untuk merchandising
dalan bahasa Inggris, maka saya tetap menggunakan kata ini. Pada dasarnya,
merchandising adalah berbagai macam produk yang dibuat dari karya seni
kita. Kenapa saya membuat merchandising?

Karena saya ingin tahu seperti apa sebuah karya kolase saya apabila dibuat
dalam bentuk medium yang lain. Karena saya tahu tidak semua orang ingin
dan suka membeli sebuah karya seni sebagai dekor saja. Karena saya tahu
tidak semua orang punya uang untuk membeli sebuah karya asli. Karena saya
tahu tidak semua orang bahkan tahu apa itu karya asli. Karena saya ingin
orang memiliki akses yang banyak untuk karya seni saya. Karena saya ingin
karya saya berjalan-jalan dan dilihat banyak orang walaupun saya tidak bisa
berjalan-jalan sesering yang saya inginkan. Karena saya ingin setidaknya
bisa hidup dari seni dan kerajinan yang saya buat suatu hari nanti.

Tentu saja tidak semua karya seni saya ingin saya jadikan merchandising
karena memang tidak semua karya pas dijadikan merchandising juga. 
Selain itu, komitmen untuk produksi dan berjualan merchandising juga
tidak mudah. Saya sendiri masih kesulitan untuk bisa konsisten dengan
jumlah dan jenis merchandising yang saya buat walaupun saya sudah
memilah dan selektif dengan titik distribusi yang saya miliki, juga acara
bazaar yang saya ingin ikuti. 

Saya akan menulis tentang art merchandising lagi dalam postingan terpisah,
tapi sekarang saya mesti kembali bekerja dulu. 

Ditunggu ya apabila ada yang mau bercerita tentang pengalamannya
membuat art merchandising

Ika

Feb 13, 2014

me and activism: One Billion Rising

Selamat siang,

Saya akan mengawali postingan pertama saya di tahun ini
dengan poster yang saya buat untuk One Billion Rising
Indonesia 2014. Poster yang memperlihatkan seorang
perempuan menari dengan penuh kekuatan ini adalah 
keinginan saya untuk bisa melawan kekerasan terhadap
perempuan dalam apapun bentuknya dengan cara menari
dan merayakan kebebasan akan kepemilikan saya akan 
tubuh saya sendiri. 

Saya ingin agar semua perempuan di dunia ini juga memiliki
kesadaran kalau tubuh mereka adalah milik mereka sendiri
namun tentu saja mereka memiliki lebih banyak dari itu.
Saya ingin agar semua perempuan memiliki dan merayakan
haknya untuk mempercantik dirinya atas nama diri mereka
sendiri. Saya ingin agar semua perempuan memiliki kesadaran
yang sama betapa luar biasanya tubuh mereka sehingga mereka
bisa merawat dan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Saya
ingin tubuh perempuan dihargai sama dengan tubuh lelaki,
anak-anak dan orang lanjut usia sekalipun. Saya ingin setiap
orang apabila setuju kalau kekerasan terhadap perempuan
adalah masalah kita bersama kemudian akan berusaha dengan
senang hati dan semangat tinggi untuk menemukan cara 
untuk melawan hal ini. 

Membuat desain poster One Billion Rising ini saya percaya
adalah salah satu cara untuk mewujdukan keinginan-keinginan
saya tersebut. Dan apabila Anda tertarik untuk ikut mendukung
kegiatan ini, Anda bisa menghubungi Ical di 0896 5443 7025
untuk membeli poster ini seharga 10 ribu saja. 

Untuk informasi lebih banyak tentang One Billion Rising
Indonesia yang kegiatannya akan dilangsungkan besok,
bisa dilihat di website mereka atau follow akun twitter
@OBR_Indonesia.

Mari melawan dengan tarian,

Ika Vantiani.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...